Selamat Datang di

[1] Demi waktu [2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian [3] Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [QS103:1-3]
Tuesday, July 11, 2006
Kaya Ide, Miskin Keberanian
Kaya Ide, Miskin Keberanian[27/02/2006, 14:44:45] Oleh : Purdie Chandra

Kita harus ada keberanian untuk jatuh - bangun. Ada sebuah pertanyaan menarik dari seorang peserta "Entrepreneur University" angkatan ketiga saat mengikuti kuliah perdana pekan lalu. "Saya begitu banyak sekali ide bisnis, tapi nyatanya tak ada satu pun ide bisnis itu terealisir. Akibatnya, saya hanya sekadar kaya ide, tapi bisnis tak ada?", tanya peserta yang kebetulan ibu-rumah tangga itu. Saya kira, pertanyaan atau kejadian seperti itu tak hanya dialami oleh ibu tadi, tapi juga cukup banyak dialami oleh kita semua, bahwa yang namanya ide bisnis itu ada-ada saja. Tapi, yah hanya sekadar ide bisnis, sementara bisnisnya nol atau tak terwujud sama sekali.

Terkadang ide yang tidak kita realisir justru sudah dicoba lebih dulu oleh orang lain. Dalam konteks ini, saya berpendapat, sebenarnya untuk membuat bisnis, memang dibutuhkan ide. Hanya saja, karena kita hanya kaya ide, namun miskin keberanian untuk mencobanya, maka yang berkembang adalah idenya, sedang bisnisnya nol.

Menurut saya, miskinnya keberanian itu bermula ketika kita mendapat pendidikan di sekolah atau di bangku kuliah, yang kita dapat hanyalah teori semata. Jadi, kita terlalu banyak berteori, tapi miskin praktek. Akibatnya, ketika kita kaya ide, miskin keberanian.

Artinya, kalau kita hanya menguasai teori, namun kalau tidak bisa dipraktekkan, maka ide bisnis sehebat apapun akan sulit jadi kenyataan. Yah, seperti halnya, kita belajar setir mobil. Kalau kita hanya tahu teorinya, tapi tak pernah mencoba atau mempraktekkannya, tentu tetap tidak bisa setir mobil.

Jadi, saya kira, persoalannya adalah terletak pada, bagaimana kita yang semula hanya kaya teori atau hanya sekadar bermain logika atau istilah lainnya hanya mengandalkan otak kiri, kemudian bisa berpikir atau bertindak dengan otak kanan, Saya yakin, jika kita mampu juga menggunakan otak kanan, maka seperti pada saat kita setir mobil.

Serba otomatis, tidak lagi harus dipikir, semua sudah di bawah sadar kita. Kalau pun, di saat kita praktek setir mobil atau mempraktekkan teori kita itu, terjadi berbagai kendala, seperti: di saat kita memasukkan mobil ke garasi, mobil kita sedikit rusak karena nyenggol pagar misalnya, saya kira nggak masalah. Begitu juga, ketika kita kecil belajar bersepeda, mengalami jatuh beberapa kali, itu sudah biasa. Tapi, akhirnya, bisa juga kita naik sepeda. Artinya, kita baru bisa naik sepeda setelah pernah mengalami jatuh beberapa kali.

Di bisnis, saya kira itu juga sama. Kita harus ada keberanian untuk jatuh dan bangun. Sebaliknya, kalau tidak ada keberanian seperti itu, bisnis sekecil apapun tak akan ada. Dan, kalau kita biarkan ide bisnis itu, akibatnya kita hanya kaya ide bisnis, tapi miskin duitnya.
Saya yakin, dengan keberanian itulah akan mendatangkan duit. Oleh karena itulah, menurut hemat saya, lebih baik kita berani mencoba dan gagal dari pada gagal mencoba. Anda berani mencoba?
posted by Khairul Anwar @ 9:22 PM   0 comments
9 dari 10 Kekayaan Ada di Tangan Pedagang
9 dari 10 Kekayaan Ada di Tangan Pedagang [25/01/2006, 09:02:13]

Enterpreneurship (kewirausahaan), dalam beberapa tahun terakhir menjadi topik yang makin sering dibicarakan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 telah mengajarkan kepada masyarakat bahwa menggantungkan harapan kepada orang lain (bekerja pada orang lain) sudah bukan lagi pilihan utama sebagaimana yang selama ini selalu diajarkan oleh para orang tua kita sejak kita masih kecil.

Krisis ekonomi telah menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa jutaan pegawai. Angka pengangguran melonjak drastis. Baik mereka yang menganggur karena belum juga dapat pekerjaan, baru lulus kuliah, maupun para penganggur baru yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang bangkrut.

Di sisi lain, krisis ekonomi telah menumbuhkan 'berkah' berupa lahirnya para enterpreneur (wirausahawan) baru. Mereka ini adalah orang-orang yang jeli melihat peluang, dan tak gamang menghadapi kesulitan-kesulitan.

Ketika banyak orang meratapi nasibnya yang malang akibat terkena PHK dan tak juga dapat pekerjaan, mereka mengarahkan segenap daya dan upaya untuk menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Mereka menyadari bahwa jalan untuk meraih sukes, kekayaan maupun kebahagiaan bukanlah dengan menjadi kuli, melainkan menjadi bos bagi diri sendiri dan orang lain.

Mereka menyadari bahwa rezeki itu sebagian besar ada di tangan pengusaha, bukan di tangan pekerja. 'Nabi Muhammad pernah mengatakan bahwa sembilan dari 10 kekayaan berada di tangan pedagang, sedangkan sisanya yang hanya satu bagian itu dibagi-bagi di antara sekian banyak orang yang lebih memilih menjadi pekerja,' kata Presiden Direktur/CEO PT Foodland Adam Mandiri Islami (Foodland), Novian Masud pada pembukaan showroom Foodland Shohib dan Stock Center Manajemen Qolbu Barokah di Cipondoh, Tangerang, pekan lalu.
Karena itulah, kata Novian, masyarakat kini sebaiknya lebih memperhatikan aspek pengembangan ekonomi, khususnya bidang kewirausahaan. 'Nabi menganjurkan umatnya untuk menjadi pengusaha, bukan menjadi pekerja,' tandasnya.

Novian menambahkan, sejarah pengembangan Islam di zaman Rasulullah penuh dengan contoh para konglomerat yang mengembangkan bisnisnya untuk kepentingan masyarakat luas. 'Kita mengenal nama-nama seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Mereka adalah konglomerat di zamannya.Istri Rasulullah, Siti Khadijah juga merupakan konglomerat,' paparnya.

Menurut Novian, para konglomerat Muslim di masa lalu telah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah, yang dilandasi pada dua hal, yakni halal dan thoyyib. Artinya, bisnis tersebut tidak hanya halal, tapi juga harus baik. Baik sumbernya, prosesnya, maupun hasil akhirnya.
'Salah satu aplikasi ekonomi syariah itu adalah ritel syariah,' kata pengusaha yang sejak Desember 2004 mengembangkan showroom Foodland Shohib dan sedang menyiapkan pendirian hipermarket halal Foodland.

Hal senada dinyatakan oleh KH Idup Indrawan, pimpinan Yayasan Yatim Al Mubarok, Cipondoh, Tangerang. 'Rasullah, sejak masa mudanya telah menekankan pentingnya berbisnis. Beliau telah merintis usaha bisnis sejak masih usia belasan tahun.

Beliau juga telah mencontohkan bagaimana cara berbisnis yang baik, yakni bisnis yang dilandasi oleh kejujuran dan keterbukaan, aman dan kecerdasan, sehingga Beliau digelari Al Amin, artinya orang yang dapat dipercaya,' tegasnya.

Menurut Idup Indrawan, kewirausahaan menjadi sangat penting bagi umat Muslim untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi. 'Selama ini umat Islam hanya menjadi penonton, sehingga ekonomi dikuasai oleh umat lain.

Kalau umat Islam ingin bangkit dari ketertinggalan di bidang ekonomi, maka umat Islam harus mengarahkan kembali perhatiannya pada bidang ekonomi seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat dahulu,' tandasnya.

Pemilik Foodland Shohib dan Stock Center Cipondoh, Masrukin mengatakan pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat untuk berbisnis. 'Asalkan kita menyadari potensi kita dan mau bersatu, insya Allah kita bisa menjadi pengusaha yang berhasil,' tuturnya.

Masrukin lalu mencontohkan falsafah jari-jari tangan. Ibu jari berarti setiap orang punya kekuatan dan potensi. Telunjuk berarti motivasi. Jari tengah menandakan perlunya keseimbangan antara dunia dan akhirat, jasmani dan rohani. Jari manis bisa tegak kalau ditopang oleh tangan yang satu lagi, artinya perlu kolaborasi dengan pihak lain. Sedangkan kelingking, sebagai jari yang paling kecil mengandung falsafah jangan sampai hal-hal kecil mengganggu suatu usaha bisnis. Semua jari itu bisa mengepal bila ditopang oleh telapak tangan. Artinya, untuk sukses bisnis, kita harus bersatu. Sumberdaya yang ada harus dikelola dengan baik. Artinya, perlu manajemen yang baik,' ujar Masrukin.( ika )
Sumber : RepublikaOnline.
posted by Khairul Anwar @ 9:20 PM   1 comments
Monday, July 10, 2006
Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid
Apabila umat Islam memiliki komitmen yang kuat untuk memberdayakan mesjid sebagai pusat kegiatan perekonomian, maka berbagai permasalahan yang terkait dengan rendahnya tingkat kesejahteraan umat akan dapat diatasi.

Bahkan bukan tidak mungkin, hal ini akan menjadi sumber inspirasi bagi kebangkitan umat Islam di seluruh bidang kehidupan. Sebagaimana telah diketahui bersama, mesjid adalah pusat ibadah umat Islam.

Jika kita menilik pada shirah Rasulullah SAW, maka kita akan menemukan fakta bahwa mesjid memiliki peran yang sangat vital dan signifikan dalam pengembangan dakwah Islam.

Rasulullah menjadikan mesjid sebagai sentra utama seluruh aktivitas keumatan, apakah itu dalam aspek tarbiyah (pembinaan) para sahabat, pembentukan karakter para sahabat sehingga mereka memiliki keimanan dan ketakwaan yang sangat kokoh kepada Allah SWT, maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang, hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya.

Pendeknya, mesjid menjadi pusat utama ibadah umat Islam, dari mulai ibadah mahdlah yang bersifat ritual hingga ibadah muamalah yang bersifat sosial. Pada kesempatan ini, penulis bermaksud memfokuskan pada upaya membangun kekuatan ekonomi mesjid.

Jika kita kembali kepada perjalanan dakwah Rasul bersama para sahabatnya, maka kita kita akan menemukan kenyataan bahwa kegiatan ekonomi mendapat perhatian tersendiri dari Rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai bukti kecil adalah dekatnya lokasi pasar dengan mesjid, sehingga tidaklah mengherankan jika di sekitar lokasi Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi ditemukan pasar, yang hingga sekarang keberadaannya masih tetap terpelihara.

Bahkan jemaah haji kita pada musim haji sangat dikenal engan kebiasaannya, yaitu setelah melaksanakan thawaf mengelilingi Kabah, mereka melakukan thawaf di Pasar Seng (istilah bagi pasar di sekitar lokasi Masjidil Haram), untuk membeli berbagai macam cinderamata yang akan dibawa ke tanah air.

Ini membuktikan bahwa ajaran Islam sangat memberikan perhatian pada upaya untuk mengembangkan perekonomian umat. Hal ini memberikan peluang kepada kita untuk memikirkan upaya untuk membangun kekuatan ekonomi umat dengan berbasis mesjid.
Tentu saja yang penulis maksud disini adalah bukan untuk menjadikan mesjid sebagai balai perdagangan, karena hal tersebut memang dilarang oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dinyatakan dalam sabdanya : Apabila kamu melihat orang menjual atau membeli di dalam mesjid, maka katakanlah kepadanya : Mudah-mudahan Allah tidak untungkan perdaganganmu? (HR Imam NasaĆ¢i dan Tirmidzi).

Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana membangun kekuatan ekonomi yang memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh mesjid, baik itu potensi jemaah, potensi lokasi mesjid, potensi ekonomi masyarakat sekitar mesjid, dan potensi-potensi lainnya.

Bila kesemua potensi tersebut dapat dikelola dengan baik, maka penulis berkeyakinan bahwa problematika pengangguran dan kemiskinan, yang menjadi musuh utama umat Islam dewasa ini, akan dapat diminimalisasi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan didalam membangun dan merealisasikan potensi kekuatan umat berbasis mesjid.

Langkah-langkah tersebut antara lain : Mendata potensi jemaah mesjid Sudah saatnya pengurus mesjid memiliki data potensi jemaah yang dimilikinya. Jika kita cermati, maka jumlah mesjid yang memiliki data potensi jemaah masih terbilang sangat sedikit.
Kalaupun ada, maka kualitas data yang dimiliki umumnya masih kurang memuaskan. Untuk itu, sebagai langkah awal didalam membangun kekuatan ekonomi mesjid, maka ketersediaan data potensi ini menjadi sebuah keharusan.

Data ini, paling tidak, meliputi : - data jemaah yang terkategorikan mampu dan tidak mampu, dengan standar yang ditetapkan oleh pengurus mesjid, termasuk lokasi persebaran tempat tinggalnya - diversifikasi mata pencaharian masing-masing individu jemaah mesjid - latar belakang pendidikan para jemaah, termasuk data kependudukan lainnya yang bersifat standar, seperti usia dan jenis kelamin Pengurus mesjid hendaknya menganalisis pula tingkat partisipasi masing-masing jemaah dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak mesjid.
Hal ini dapat dijadikan sebagai indikator komitmen yang bersangkutan didalam memakmurkan mesjid. Mendata potensi ekonomi lingkungan sekitar mesjid Langkah selanjutnya adalah mendata potensi ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar mesjid, termasuk menganalisis potensi strategis lokasi mesjid.

Tentu saja mesjid yang berlokasi di daerah perumahan yang mayoritas penduduknya bekerja pada sektor jasa, akan memiliki potensi yang berbeda dengan mesjid yang berlokasi di wilayah yang didiami oleh mayoritas petani atau nelayan. Analisis yang tepat akan menggiring pada pemilihan aktivitas ekonomi yang tepat.

Misalnya, untuk wilayah perumahan yang tidak memiliki toko yang menjual kebutuhan dasar rumah tangga, maka mesjid dapat membuka usaha toko untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Atau mesjid dapat membuka usaha pengadaan pupuk murah bagi petani, apabila mayoritas penduduk sekitar mesjid adalah petani, namun memiliki kesulitan didalam mendapatkan pupuk murah.

Masih banyak contoh lainnya, akan tetapi yang terpenting adalah pihak pengelola mesjid harus mampu menangkap kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga ini akan memberikan ruang dan peluang bagi pengembangan aktivitas ekonomi mesjid.

Menggandeng mitra yang berasal dari Bank Syariah, BPRS Syariah, maupun lembaga keuangan syariah (LKS) non bank lainnya Pada langkah selanjutnya, pihak mesjid sebaiknya menggandeng mitra / partner yang berasal dari lembaga keuangan syariah, baik institusi perbankan seperti bank syariah dan BPRS syariah, maupun institusi non bank seperti BMT (Baytul Maal wa at-Tamwil).

Hal ini sangat penting untuk dilakukan, disamping sebagai syiar dan dakwah, juga untuk menumbuhkan kesadaran berekonomi secara Islami bagi masyarakat umum. Pihak mesjid pun akan mendapatkan tambahan sumber pembiayaan bagi kegiatan operasionalnya.

Bagi pihak bank syariah, hal ini merupakan peluang dan kesempatan untuk memperluas pasar, dengan menyerap segmen masyarakat sekitar mesjid secara lebih optimal. Bahkan pihak bank pun dapat membuka kantor cabang pembantu, atau kantor kas yang berlokasi di sekitar mesjid dengan tujuan untuk menjaring nasabah potensial.

Memperkuat jaringan ekonomi dengan mesjid lainnya Didalam era global dewasa ini, salah satu sumber kekuatan bisnis adalah terletak pada kekuatan jaringan yang dimiliki. Semakin luas jaringan, semakin kuat pula bisnis yang dimiliki. Karena itulah, mesjid harus memanfaatkan secara optimal potensi jaringan yang dimilikinya.

Jaringan merupakan salah satu sumber kekuatan umat yang harus dikelola dengan baik, sehingga akan memiliki manfaat yang bersifat luas. Sebagai contoh, dengan jaringan yang baik, maka Mesjid A yang memiliki usaha untuk menjual beras petani disekitarnya, akan dapat memasarkan produknya kepada Mesjid B yang membutuhkan pasokan beras bagi kebutuhan masyarakat sekitarnya yang bekerja, misalkan, pada sektor industri jasa.

Dengan pola seperti ini, maka dapat dipastikan sektor riil akan bergerak, dan tingkat pengangguran pun dapat diminimalisir karena pihak mesjid dapat mempekerjakan anggota masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan.

Penutup,Penulis berkeyakinan, apabila umat Islam memiliki komitmen yang kuat untuk memberdayakan mesjid sebagai pusat kegiatan perekonomian, maka berbagai permasalahan yang terkait dengan rendahnya tingkat kesejahteraan umat akan dapat diatasi. Bahkan bukan tidak mungkin, hal ini akan menjadi sumber inspirasi bagi kebangkitan umat Islam di seluruh bidang kehidupan. Semoga! Wallahualam.
----------------------------------------------------------------Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Ekonomi Islam, International Islamic University Islamabad.
posted by Khairul Anwar @ 10:36 PM   6 comments
Selamat Datang
Assalamu'alaikum Wr. Wb,

Selamat Datang di Blogspot pribadi saya. Blogspot ini bersifat terbuka dan untuk umum. Artikel2 yang ada di blogspot ini bisa saya tulis sendiri atau bisa juga mengutip dari tempat lain dengan mencantumkan sumbernya.

Jika ada usulan, masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan masukkan dalam comment atau tinggalkan pesan dalam Shoutbox. Insya Allah kalau ada kesempatan akan ditanggapi.

Atas kunjungan maupun masukan2 yang diberikan saya sampaikan banyak terima kasih.

Wassalam,
Anwar
posted by Khairul Anwar @ 8:45 PM   0 comments
 
Data Pribadi

Nama : Khairul Anwar Khairul Anwar
Posisi : Batam - Indonesia
Pekerjaan: Swasta
-
Jam [WIB]

Waktu Shalat

Post (Isian) Sebelumnya
Arsip
Kotak Pesan


Free chat widget @ ShoutMix

Link Favorit
Link Teman
Link Favorit
Powered by

Indonesian Muslim Blogger

BLOGGER

Anda Pengunjung No.

Medical Billing Software

Banner

animasi bola dunia